Jumat, Agustus 08, 2008

Sabar 02| MERINDU MIMPI DAHULU

Dulu, ketika musim panen tembakau tiba, disamping jalan-jalan Parakan-Ngadirejo banyak berjejer rigen-rigen yang dijemur. Demikian juga dengan lapangan, halaman rumah, halaman sekolah, bahkan terminal disulap menjadi areal jemuran tembakau. Anak-anak sekolah, terutama yang berasal dari Parakan dan Ngadirejo yang sekolah di Temanggung, lebih sering mendapatkan alasan terlambat karena macetnya jalan dari pertigaan RM Sari Ayam Parakan ke arah Bulu. Dari wajah-wajah petani yang tidak peduli lagi dengan keringat yang membasahi badannya tersungging senyum-senyum kebahagiaan.

Lima tahun belakang (begitu kata Embokku) bisa jadi pengalaman yang kelam bagi petani tembakau di temanggung. Harga jual kering rendah, obat hama makin mahal, dan bayang-bayang mendung menjadi momok bagi petani tembakau. Harga yang cukup tinggi tahun kemarin menjadi sedikit pelipur bagi petani temanggung, itu pun dengan catatan hanya sebagian kecil petani yang dapat merasakannya. Tembakau yang terpaksa di"sapih" lebih dini, karena petani tidak mampu membeli rabuk, apalagi obat hama menjadi cerita tersendiri pada musim tanam tahun kemarin. Dengan tanaman yang tumbuh prematur itu, ternyata masih ada petani yang mengatakan bahwa hasilnya lebih baik dari pada tahun sebelumnya, cukup untuk sekedar mengganti ongkos produksi (yang memang sangat kecil) dan mendapatkan sedikit keuntungan .

Tahun ini petani tembakau lebih antusias untuk menggali keuntungan lebih. Ini terlihat dari lebih luasnya areal yang ditanami tembakau dan dengan memberi /gizi/ setingkat lebih baik dibanding tahun kemarin, meski masih jauh dari kata sempurna. Kalau dapat dibandingkan dengan tanaman di daerah sekitar Tambi, Rejosari Wonosobo tahun ini masih terlihat bagaimana kerdilnya tanaman tembakau di daerah Ngadirejo, Parakan dan sekitar Temanggung, sehingga bila dikatakan tembakau Temanggung kurang gizi adalah hal yang wajar-wajar saja.

Apakah tahun ini akan lebih baik?. Pertanyaan ini bakal terjawab sebentar lagi. Senyum-senyum petani tembakau menjadi harapan dan kerinduan yang ditunggu-tunggu sekarang. Harapan kembali melihat senyum-senyum petani tembakau seperti dahulu itu benar-benar dirindukan karena dapat menambah senyum Temangung yang memang benar benar BERSENYUM.

Related Posts by Categories



Widget by Scrapur

DiggTechnorati del.icio.us StumbleuponReddit Blinklist Furl Spurl Yahoo SimpyAddThis Social Bookmark Button

0 komentar:

Posting Komentar